Home > Informasi > Gudeg Kaleng Bu Tjitro, Pertama di Indonesia
Gudeg Kaleng Bu Tjitro, Pertama di Indonesia
Posted on Rabu, 12 Desember 2012
Rumah makan Gudeg Bu Tjitro sudah menginjak usia 87 tahun. Ada dua rumah makan di Yogyakarta dan empat di Jakarta. Walaupun pemiliknya masih dari garis keturunan yang sama, manajemen dikelola masing - masing.
Jatu Dwi Kumalasari, 32, pemilik Gudeg Bu Tjitro yang berlokasi di Jalan Janti, Yogyakarta, berhasil melakukan dua gebrakan sekaligus. Ia menyelamatkan usaha keluarga yang nyaris karam dan memperkenalkan gudeg kaleng, oleh - oleh baru dari Yogyakarta.
Sejak 2011, gudeg kalengan yang diproduksi Jatu dari dapur Gudeg Bu Tjitro di Jalan Janti juga dipasarkan di lima rumah makan Bu Tjitro lainnya. Gudeg kalengan seharga Rp 20 ribu perbuah itu berisi gudeg, telur bebek, krecek dan ayam kampung suwir. Inovasi yang dilakukan rumah makan ini mengulang sukses Gudeg Bu Tjitro yang memelopori penyajian gudeg dalam kendil yang bisa tahan selama 48 jam.
"Dulu nenek saya yang melakukannya pertama kali. Caranya, gudeg dalam kendil dilapisi daun pisang untuk keperluan oleh - oleh biasanya. Kemudian, agar keawetannya lebih terjamin, sejak enam tahun lalu, kita gunakan alumunium foil untuk melapisi daun pisang. Baru pada 2004 terpikir untuk mengalengkannya," kata Jatu Dwi Kumalasari, pemilik sekaligus pengelola rumah makan Gudeg Bu Tjitro.
Jatu menuturkan, ide untuk mengalengkan gudeg itu didasarkan keinginan agar gudeg tampil lebih praktis. Harganya pun bisa ditekan.
Berawal dari Browsing di internet, pada 2008, Jatu menemukan informasi tentang keberhasilan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yogyakarta dalam mengalengkan beberapa jenis makanan tradisional, seperti lombok hijau dan mangut lele.
"Saya lalu bekerjasama dengan LIPI. Tidak langsung berhasil. Setelah uji coba bertahun - tahun, kami menemukan komposisi yang tepat. Pada 2011, gudeg kaleng mulai diproduksi. Kendala yang muncul di awal adalah proses pengalengan dan rasa tidak seperti yang diinginkan," kata Jatu.
Agar rasa gudeg kalengan tidak berbeda dengan yang disajikan di rumah makan, Jatu memberikan perlakuan khusus terhadap nangka agar rasanya tidak getir. Beberapa bumbu pun ditambahkan. "Misalnya, apabila bawang putih untuk gudeg biasa hanya lima, gudeg kaleng sepuluh siung."
Kini, produk bermerek dagang Gudeg Kaleng Bu Tjitro itu mendapat sertifikasi dari badan pengawas obat dan makanan (BPOM) dan label halal dari Majelis Ulama Indonesia. Selain rasanya bisa dipertahankan, kami berhasil menghindari penyedap dan bahan pengawet," kata Jatu yang inovasinya kini diikuti dua rumah makan gudeg lainnya yang mengeluarkan produk gudeg kalengan.
Berbagai kendala dihadapi Jatu dalam melakukan riset pengalengan gudeg. Mulai proses memasak gudeg, pencarian bahan kaleng yang pas, hingga pengurusan izin. "Untuk pencarian kaleng, saya sampai keliling dari Surabaya hingga Jakarta," ungkapnya.
Ia akhirnya berhasil mendapatkan kaleng yang tepat untuk gudeg kaleng dari produsen di Jakarta. Namun untuk tutup kaleng, ia masih kesulitan. Sebab ia ingin mengacu pada sistem pengalengan berstandar internasional yang memungkinkan kaleng dibuka dengan mudah. Untuk tutup kaleng semacam itu, ia tidak bisa mendapatkannya di dalam negeri. Kalaupun ada harganya terbilang mahal sehingga ia harus mengimpor langsung dari luar negeri.
Awalnya Jatu memproduksi 500 buah kaleng setiap minggu. "Sekarang seminggu sudah dua kali produksi, masing - masing 1000 kaleng. Ke depan kami akan mengalengkan seminggu tiga kali," ujar Jatu yang membutuhkan 50 kilogram nangka dari lampung setiap kali produksi.
Jatu mengungkapkan, berdasarkan kesepakatan, Bu Tjitro membuat gudeg dan LIPI yang mengalengkan. "Sekarang ada beberapa gudeg kaleng yang dijual. Namun, kalaupun ada yang bekerjasama dengan LIPI, dilakukan dengan perorangan pegawai, bukan dengan LIPI. Mesin di LIPI kan hanya saya yang pakai," kata Jatu.
Walau terbilang sudah sukses, Jatu belum bermaksud mengalengkan gudeg sendiri. "Dengan dikalengkan di LIPI, kualitas gudeg terjaga karena dilaksanakan ahli. Saya pun masih terus belajar agar rasa gudeg kalengnya semakin mendekati gudeg Bu Tjitro pada era kejayaannya," kata Jatu yang berencana mengembangkan gudeg kaleng dengan rasa pedas.
Berbeda dengan rumah makan gudeg lainnya, nama Gudeg Bu Tjitro berkibar terlebih dahulu di Jakarta, kendati pertama kali didirikan di Yogyakarta.
"Gudeg Bu Tjitro pertama kali dijual pada 1925 di Pasar Ngasem, Yogyakarta. Pada 1960-an, Bu Tjitro pindah ke Jakarta dan berjualan di Kebayoran Baru. Karena dianggap berhasil, keturunan yang lain membuka rumah makan Gudeg Bu Tjitro di berbagai tempat, salah satunya di Jalan Laksda Adi Sucipto, Yogyakarta, pada 1978," kata Jatu.
Kini, kendati enam rumah makan dikelola pemilik berbeda, gudeg kaleng menjadi penanda kekompakan keturunan Bu Tjitro.\
Category Article Informasi -- Tampilkan lebih banyak posting klik disini Sitemap
Postingan menarik lainnya :
Cari Blog Ini
Categories
alasan ciuman
Anak Muda
Artis
Astronomi
Berita
Beside Story
bikini contest
Biografi
bisnis
Bisnis / Keuangan
Blogger Hack
Blogging
Cerita Humor
ciuman
Clickbank survey
Comment Box
controversial magazine
Dasar-Dasar
Design Graphic
Dewasa
Domain Hosting
Download
Emoticons
Facebook
Fenomena
Film
foto ciuman
Fotografi
gaya ciuman
Gaya Hidup
Hardware
Home Industry
Humor
Informasi
Internet
iPad
jadwal satelit jatuh
Kesehatan
kiamat 2012
kit
Komputer
Kosmo
Lain-Lain
Legenda
Lowongan Pekerjaan
magazine
magazine covers
Menu-Menu
Misteri
Mobile
moto show girls
Mudik
Musik
Muslim
Notebook
Olahraga
Otomotif
Pendidikan
Pernak-Pernik
pidato sby malaysia
Read More
Rumah Tangga
satelit jatuh
satelit jatuh ke bumi
satelit phobos
SEMENTARA
SEO
Sepak Bola
sfi-88
SMS Lucu
Software
taiwan
Teknologi
Template
thoi
Tips dan Trik
TOKO-ONE
Twitter
uniform
Unik
Video
Widgets
Wordpress
Zodiak
Pupular Posts
- Foto Hot Ayu Ting Ting Bugil Terbaru Tanpa Sensor 2012
- Mengenal Hantu / Makhluk Halus Secara Sains
- Video Proses Tinja / kotoran Manusia Dibuat Jadi Daging
- Wanita ini Aneh! Seneng Jadi Korban Pelecehan Seksual
- Foto Hot Five V di Majalah Popular
- Foto Personil SNSD Yang di Edit Menjadi Bugil (Telanjang)
- Cara Memblokir Gambar Porno Di Internet
- Melihat Pesona Kecantikan Gadis Desa
- Foto HOT Dwi Putrantiwi model Majalah Popular
- Hiw.. Cuma Dibayar Rp10 Ribu! Pelacur ini Ngeseks di Kuburan