Home > Lain-Lain > Surga Menurut Stephen Hawking
Surga Menurut Stephen Hawking
Posted on Senin, 23 Mei 2011
Hawking (69) pernah disangka bakal meninggal dalam beberapa tahun setelah didiagnosis mengalami penyakit syaraf motorik degeneratif pada usia 21, namun menjadi salah satu ilmuwan paling terkenal di dunia setelah publikasi karyanya pada 1988 "A Brief History of Time."
"Saya hidup dengan prospek kematian dini selama 49 tahun terakhir. Saya tak takut mati, tapi saya tidak ingin buru-buru mati. Saya ingin lebih dulu melakukan banyak hal," katanya kepada koran the Guardian.
"Saya memandang otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja ketika komponen-komponennya rusak. Tak ada surga atau kehidupan setelah mati bagi komputer yang mati; itu adalah dongeng untuk orang yang takut gelap."
Saat ditanya bagaimanakah kita seharusnya hidup, dia menjawab, "Kita mesti mencari nilai tertinggi dari tindakan kita."
Hawking meluangkan diwawancara menjelang pertemuan Google Zeitgeist di London di mana dia akan bergabung dengan para pembicara ternama lainnya termasuk Menteri Keuangan Inggris George Osborne dan pemenang Hadiah Nobel ekonom Joseph Stiglitz.
Demi mengantarkan pertanyaan "Mengapa kita di sini?" (Why are we here?), Hawking akan memperdebatkan fluktuasi-flutkuasi kuantum kecil di awal alam semesta menaburkan bibit kehidupan manusia.
Mantan profesor matematika pada Universitas Cambridge yang juga disandang fisikawan dan matematikawan besar Isaac Newton, terkenal suka menyampaikan pernyataan-pernyataan kritis terhadap agama.
Bukunya yang diterbitkan pada 2010 "The Grand Design" telah memicu reaksi keras kalangan agamawan, termasuk Rabbi Lord Sacks, karena dia mengatakan tidak perlu ada kekuatan ilahi untuk menjelaskan pembentukan alam semesta.
Sebagai akibat dari penyakit lumpuhnya yang tak tersembuhkan, Hawking hanya bisa berbicara dengan bantuan alat pensintesa suara dan nyaris benar-benar lumpuh.
Dia diberitakan mengalami masalah serius pada 2009 manakala dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh sakit usai mengajar di Amerika Serikat, namun setelah itu dia kembali ke Universitas Cambridge untuk menjadi direktur riset.
Sumber antaranews.com\
Category Article Lain-Lain -- Tampilkan lebih banyak posting klik disini Sitemap
Postingan menarik lainnya :
Cari Blog Ini
Categories
alasan ciuman
Anak Muda
Artis
Astronomi
Berita
Beside Story
bikini contest
Biografi
bisnis
Bisnis / Keuangan
Blogger Hack
Blogging
Cerita Humor
ciuman
Clickbank survey
Comment Box
controversial magazine
Dasar-Dasar
Design Graphic
Dewasa
Domain Hosting
Download
Emoticons
Facebook
Fenomena
Film
foto ciuman
Fotografi
gaya ciuman
Gaya Hidup
Hardware
Home Industry
Humor
Informasi
Internet
iPad
jadwal satelit jatuh
Kesehatan
kiamat 2012
kit
Komputer
Kosmo
Lain-Lain
Legenda
Lowongan Pekerjaan
magazine
magazine covers
Menu-Menu
Misteri
Mobile
moto show girls
Mudik
Musik
Muslim
Notebook
Olahraga
Otomotif
Pendidikan
Pernak-Pernik
pidato sby malaysia
Read More
Rumah Tangga
satelit jatuh
satelit jatuh ke bumi
satelit phobos
SEMENTARA
SEO
Sepak Bola
sfi-88
SMS Lucu
Software
taiwan
Teknologi
Template
thoi
Tips dan Trik
TOKO-ONE
Twitter
uniform
Unik
Video
Widgets
Wordpress
Zodiak
Pupular Posts
- Ekspresi Cewek kalo Lagi di WC dan Kamar Mandi
- Melihat Pesona Kecantikan Gadis Desa
- Mitos dan Fakta Seputar BlackBerry Versi RIM
- Surga Menurut Stephen Hawking
- Bisnis Salon Kecantikan Plus Esek - Esek
- Rumah Tarzan Ala ITS
- 4,7 Juta Balita Di Indonesia Mengalami Kurang Gizi
- Kecelakaan Peter Lenz Meninggal Saat Balap di Indianapolis
- Tips Membeli Pakaian Dalam Untuk Wanita
- Siswi SMK Ketahuan Mesum di Kelas, Dikeluarkan dari Sekolah