Home > Kesehatan > Tanpa Kaki Mendaki Hingga Puncak Himalaya
Tanpa Kaki Mendaki Hingga Puncak Himalaya
Posted on Selasa, 26 Maret 2013
Mark Inglis yang saat ini berusia 51 tahun datang ke Indonesia untuk memotivasi para difabel agar tidak patah semangat menjalani hidup.
Dari cara berjalannya yang lincah, tak ada kesan sama sekali bahwa sesungguhnya pria berusia 51 tahun ini tidak memiliki kaki. Namun ketika celananya agak diangkat, Mark Inglis tampak lebih mirip 'robot' dengan kaki palsu yang seluruhnya terbuat dari besi.
Mark, demikian ia biasa dipanggil, adalah seorang peneliti sekaligus pendaki gunung profesional yang aktif berpetualang sejak tahun 1979. Sepanjang karirnya, pria asal Selandia Baru ini juga sering terlibat dalam kegiatan Search and Rescue (SAR).
Malapetaka menghampirinya pada tahun 1982, saat usianya baru 23 tahun. Bersama seorang rekannya yang bernama Philip Doole, kedua pendaki ini terjebak dalam gua es di puncak tertinggi Selandia Baru, Mount Cook National Park yang tingginya lebih dari 3.000 mdpl.
Keduanya terjebak bukan hanya satu atau dua jam saja, melainkan hampir 2 minggu lamanya. Malang bagi Philip yang akhirnya tewas dalam musibah itu, sementara Mark boleh bersyukur nyawanya masih terselamatkan meski kedua kakinya yang 'mati' harus diamputasi sebatas lutut karena membeku.
Sejak saat itu, Mark terpaksa harus menggunakan kaki palsu untuk dapat beraktivitas. Ia mengaku tak butuh waktu lama untuk beradaptasi hingga bisa berdiri, namun untuk bisa berjalan ia harus membiasakan diri selama bertahun-tahun.
Berkat ketekunannya, Mark akhirnya bisa mendaki gunung lagi pada tahun 2002. Gunung pertama yang dijelajahinya dengan kaki palsu adalah Mount Cook di Selandia Baru, gunung yang 10 tahun sebelumnya telah menewaskan salah satu rekannya dan merampas kedua kakinya.
Sejumlah gunung tinggi ia panjat sejak saat itu, termasuk puncak Cho Oyu di Nepal yang tingginya 8.201 mdpl dan merupakan puncak tertinggi ke-6 di dunia. Namun yang paling mencengangkan adalah pada 2006, Mark sukses menaklukkan puncak tertinggi dunia, mana lagi kalau bukan Mount Everest.
"Saya adalah pendaki gunung, kaki palsu bukan alasan untuk berhenti mendaki. Saya tidak ada kesulitan sama sekali dengan kaki palsu ini, saya bisa menggerakkannya seperti kaki asli," ungkap Mark saat ditemui dalam International Conference on Prosthetics and Orthotics di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Jumat (25/2/2011).
Sambil sesekali mendemonstrasikan kaki palsunya, Mark menjelaskan bahwa ekspedisi ke Mount Everest ia lakukan hanya dalam waktu relatif singkat. Hanya dalam 47 hari, ia sudah berhasil menyelesaikan ekspedisi yang dilakukannya bersama 11 anggota tim lainnya.
Bagi kaum difable (different ability), kaki palsu dan alat bantu gerak lainnya sangat membantu memperbaiki kualitas hidupnya. Sayangnya, di Indonesia belum banyak yang memproduksi sehingga kebutuhan akan alat bantu gerak atau prostesis masih mengandalkan import dari luar negeri.
"Prostesis yang diproduksi di dalam negeri kira-kira masih di bawah 5 persen, selebihnya harus impor. Sumber daya manusianya juga masih terbatas karena baru ada 2 sekolah yang mencetak tenaga profesional untuk prostesis yakni Poltekkes Surakarta dan Poltekkes Jakarta," ungkap Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai membuka konferensi yang baru pertama kalinya digelar di Indonesia tersebut. [health.detik.com]\
Category Article Kesehatan -- Tampilkan lebih banyak posting klik disini Sitemap
Postingan menarik lainnya :
Kesehatan
- Yang Harus Ditanyakan Saat Periksa Kesehatan
- Mengetahui Penyakit Melalui Warna Kuku
- Pengobatan Vagina Yang Selalu Kesakitan Saat Hubungan Intim
- Diet Vegetarian Lebih Baik Untuk Penyakit Ginjal
- Mencegah Penyebaran Kanker Prostat
- Benjolan Putih Di Kelopak Mata
- Penawar Rasa Sakit Yang Paling Aman
- Ciri - Ciri Sperma Subur Dan Berkualitas
- Payudara Merah, Pertanda Apakah itu?
- Mulut Sebagai Barometer Kesehatan
- Cacar Air Bahaya Untuk Ibu Hamil
- Makanan Pencetus Asam Urat
- Hati - Hati! Obat Palsu Ada di Mana-mana
- Malas Berbahaya Bagi Kesehatan
- Penyebab Seseorang Mengeluarkan Keringat Darah
- Ciri - Ciri Sudah Mengalami Menopause
- Ciri - Ciri Tulang Kita Mulai Keropos
- Penyebab Utama Yang Mengakibatkan Kerusakan Kulit
- 4,7 Juta Balita Di Indonesia Mengalami Kurang Gizi
- Gejala & Bahaya Terkena Radiasi Beracun
- Transplantasi Hati Yang Pertama Di Indonesia
- Deteksi Kanker Paru Melalui Kuku Jempol Kaki
- Apakah Ciri - Ciri Wanita Subur Itu?
- Deteksi Kesehatan Diri Dengan Mudah
Cari Blog Ini
Categories
alasan ciuman
Anak Muda
Artis
Astronomi
Berita
Beside Story
bikini contest
Biografi
bisnis
Bisnis / Keuangan
Blogger Hack
Blogging
Cerita Humor
ciuman
Clickbank survey
Comment Box
controversial magazine
Dasar-Dasar
Design Graphic
Dewasa
Domain Hosting
Download
Emoticons
Facebook
Fenomena
Film
foto ciuman
Fotografi
gaya ciuman
Gaya Hidup
Hardware
Home Industry
Humor
Informasi
Internet
iPad
jadwal satelit jatuh
Kesehatan
kiamat 2012
kit
Komputer
Kosmo
Lain-Lain
Legenda
Lowongan Pekerjaan
magazine
magazine covers
Menu-Menu
Misteri
Mobile
moto show girls
Mudik
Musik
Muslim
Notebook
Olahraga
Otomotif
Pendidikan
Pernak-Pernik
pidato sby malaysia
Read More
Rumah Tangga
satelit jatuh
satelit jatuh ke bumi
satelit phobos
SEMENTARA
SEO
Sepak Bola
sfi-88
SMS Lucu
Software
taiwan
Teknologi
Template
thoi
Tips dan Trik
TOKO-ONE
Twitter
uniform
Unik
Video
Widgets
Wordpress
Zodiak
Pupular Posts
- Foto Bugil Ayu Ting Ting Tanpa Sensor
- Ngintip Gadis Desa Lagi Mandi di Thailand
- Add Ons For WoW 3.3.5a
- Video Mesum Pelajar Madrasah Aliyah Nguling Gegerkan Masyarakat Pasuruan
- 10 Trik Membuat Cewek Jadi Sayang sama Cowok
- Koleksi Foto "Ngintip" Cewek Mandi, Temen Kos Mandi, Tetangga Topless, Pasangan Mesum dll
- Gadis Sexy Tanpa Bra Cuci Mobil, Toketnya Kelihatan
- Hati Hati Dengan Orang Ber kacamata Tembus Pandang
- Tim Baru Nuggets Berhasil Lindas Celtics
- Gadis Yang Diperkosa itu Ditemukan Berjualan Koran !